Meninggalnya basuki abdullah biography

Borderlines

I wish to express my gratitude towards Ibarruri Putri Alam, Asahan Alham and Kusni Sulang for the information they shared with me and for their encouragement. I also wish to express my heartily thanks to my colleague Ernest Thrimbe for commenting on this article and offering editorial suggestions.

1There are many kinds of exile. People can be exiled or exile themselves. Abroad or in their own country. As a result mainly of political or economic causes, but for many different reasons too. One can even exile oneself metaphorically from one’s family, one’s milieu or one’s own self. The word covers all kinds of diasporas, migrations, expatriations, alienations.

2What has however been coined Indonesian “exile literature” (sastra eksil) refers specifically to the writings of Indonesian authors constrained to live in foreign countries for political reasons after the putsch3 of September 30, 1965. During the night of the 30th of September (actually the early morning of the 1st of October), six senior Army generals and one lieutenant were abducted and killed by an arm

Riwayat Hidup Basuki Abdullah

Related papers

Riwayat Hidup Muhammad SAW

ari sofyan

Nabi Muhammad saw berasal dari kabilah Quraisy, tepatnya keturunan Hasyim. Ayah beliau adalah Abdullah bin Abdul Muthalib, cucu Hasyim. Ibunda beliau adalah Aminah binti Wahb yang berasal dari keturunan Bani Zuhrah, salah satu kabilah Quraisy. Setelah menikah, Abdullah melakukan pepergian ke Syam. Ketika pulang dari pepergian itu, ia wafat di Madinah dan dikuburkan di kota itu juga. Setelah beberapa bulan dari wafatnya sang ayah berlalu, Nabi pamungkas para nabi lahir di bulan Rabi'ul Awal, tahun 571 Masehi di Makkah, dan dengan kelahirannya itu, dunia menjadi terang-benderang. Sesuai dengan kebiasaan para bangsawan Makkah, ibundanya menyerahkan Muhammad kecil kepada Halimah Sa'diyah dari kabilah Bani Sa'd untuk disusui. Beliau tinggal di rumah Halimah selama empat tahun. Setelah itu, sang ibu mengambilnya kembali. Dengan tujuan untuk berkunjung ke kerabat ayahnya di Madinah, sang ibunda membawanya pergi ke Madinah. Dalam perjalanan pulang ke Makkah, ibundanya wafat dan dikebumikan di

Abdullah Suriosubroto

Abdullah Suriosubroto (Semarang, 1878 - Yogyakarta, 1941) adalah seorang pelukis Indonesia. Dia adalah anak kandung Wahidin Sudirohusodo, seorang tokoh gerakan nasional Indonesia. Dia adalah juga ayah pelukis Indonesia terkenal Sudjono Abdullah dan Basoeki Abdullah.

Mengikuti jejak ayah angkatnya, Abdullah masuk sekolah kedokteran di Batavia (kini Jakarta). Kemudian dia meneruskan kuliahnya di Belanda. Di sana, dia beralih ke seni lukis dan masuk sekolah seni rupa. Sepulangnya di Indonesia, dia meneruskan kariernya sebagai pelukis.

Abdullah dipandang sebagai pelukis Indonesia yang pertama pada abad ke-20. Benda lukisan kesukaannya adalah pemandangan. Dia dimasukkan dalam aliran yang dijuluki "Mooi Indie" ("Hindia Indah").

Abdullah mulai menetap beberapa tahun di Bandung agar dekat dengan alam yang dia suka lukis. Kemudian dia pindah ke Yogyakarta, di mana dia meninggal tahun 1941.

Copyright ©momitem.pages.dev 2025